Contohnya seperti ini, suatu perusahaan ingin membuat gedung bertingkat, maka tentukan berapa lantai yang akan dibangun, lalu setelahnya bisa mengacu pada Natural Hazard. Natural Hazard disini berbentuk seperti sebuah sistem yang di dalamnya terdapat informasi alam sekitar, misal jika ingin membangun sebuah gedung di kota A, maka akan ditinjau terlebih dahulu apakah rawan banjir, curah hujan, gempa, dan fenomena-fenomena alam lainnya. Langkah selanjutnya ialah menganalisa Man Made, yaitu kontraktor yang akan membangun gedung tersebut, apakah mempunyai track record yang baik dan semacamnya perlu dilihat terlebih dahulu. Dan yang terakhir yang perlu diperhatikan ialah perubahan iklim, walaupun sudah terdapat datanya di Natural Hazard, tetapi tetap harus diperhatikan untuk jangka panjangnya.
Setelah data-data telah kita dapat, maka lanjut untuk memasukan data-data tersebut ke sistem pricing, nantinya sistem ini akan otomatis menentukan harga untuk membangun sebuah gedung di daerah tersebut (berdasarkan perhitungan data). Setelah didapat harganya, maka pihak asuransi bisa membicarakan kebijakan asuransinya. Dari kesepakatan kedua belah pihak nantinya akan terbit polis asuransi.
