Salah satu tantangan utama bagi
wirausaha (dan investor) adalah menentukan seberapa besar pasar untuk produk
atau layanan yang akan mereka tawarkan, serta seberapa besar pangsa pasar yang
dapat mereka capai.
Sebagai contoh, pertimbangkan
perusahaan minuman kekinian "Haus". Jika total pasar minuman
boba/bubble tea di Indonesia mencapai Rp. 23 triliun pada tahun 2021, dan omset
penjualan Haus mencapai Rp. 250 miliar, maka pangsa pasar Haus saat ini adalah
sekitar 1%. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang besar bagi Haus di
Indonesia, terutama karena harga produk Haus relatif terjangkau, berkisar
antara Rp. 8.500 hingga Rp. 29.500.
Sebagai contoh lain,
pertimbangkan perusahaan desain perkantoran "Arkadia Works". Jika ada
sekitar 26 juta kantor di Indonesia dan Arkadia Works hanya fokus pada
kantor-kantor di Jakarta dengan omset di atas Rp. 100 miliar, yang mewakili
sekitar 0,01% dari total kantor, maka potensi pasar untuk Arkadia Works adalah
sekitar 2.000 hingga 3.000 kantor. Ini menunjukkan bahwa pasar untuk jasa
seperti yang ditawarkan oleh Arkadia Works sangat menjanjikan, terutama dalam
segmen Business to Business.
Dengan menganalisis ukuran pasar dan pangsa
pasar yang Anda targetkan, Anda dapat membuat perkiraan sebelum memulai bisnis
Anda. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa potensi bisnis Anda cukup besar.
Anda tidak ingin menghadapi risiko besar jika pasar terlalu kecil atau jika
Anda harus mencapai pangsa pasar yang tidak realistis yang tidak sebanding
dengan investasi Anda, terutama dari segi sumber daya manusia dan keuangan.