Sebelum memberikan tanggapan dalam suatu komunikasi, pastinya kita harus menganalisis terlebih dulu apa yang disampaikan oleh lawan bicara. Analisis ini dapat dilakukan setelah mendengarkan dengan saksama pesan/informasi yang disampaikan oleh lawan bicara.
Sering kali suatu masalah itu terjadi hanya karena missed-komunikasi saat lawan bicara hanya mendengar sebagian dari apa yang disampaikan atau bisa juga mendengar, tetapi tidak paham apa yang disampaikan. Mendengar, tetapi dari pihak lain dan seterusnya. Hal tersebut akan berimbas kepada ketidaktepatan respons yang kita berikan ke lawan bicara.
Oleh karena itu, biasakan mendengar dengan saksama hingga tuntas. Dengan mendengar saksama, otak kita bisa menganalisis respons terbaik dan tepat untuk disampaikan kepada lawan bicara kita.
MojadiFren, di era saat ini komunikasi banyak pula dilakukan melalui aplikasi seperti WhatsApp, Line, Telegram, dan lain-lain. Missed-komunikasi lebih mudah terjadi dan untuk menghindari hal tersebut, kemampuan kita untuk “membaca” dan memahami pesan yang masuk harus dilatih dengan “mendengarkan”. Pindahkan indra pendengaran tadi menjadi indra penglihatan sebagai sarana untuk memasukkan informasi ke dalam otak. Ingat, bagaimana cara mendengarkan yang baik, terapkan juga dalam hal membaca.
Berikut ada beberapa contoh kalimat. Bisakah MojadiFren tuliskan maksud dari kalimat tersebut?
Gagal Fokus pada Pesan
Dalam dunia media sosial dan teknologi yang terus berubah, kita terkunci dalam mode perhatian parsial terus-menerus saat kita selalu memindai ponsel cerdas untuk berita atau pembaruan terbaru. Multitasking adalah normal dilakukan meski ada beberapa bukti bahwa hal itu mencegah kita melakukan apa pun sebaik mungkin (Fryer, 2009). Selain gangguan dan kebisingan, atau mungkin karena kebisingan, Anda mungkin gagal fokus pada pesan yang dikirim. Akibatnya, Anda tidak mendengarkan dengan efektif. Selain itu, beberapa faktor tambahan yang dapat mengalihkan fokus Anda pada pesan, termasuk jargon, pesan berlebihan, pemahaman penerima, dan bias. Atau karena pesan sulit untuk dipahami.
Jika seorang pembicara menggunakan jargon (kata-kata teknis yang digunakan oleh kelompok-kelompok khusus) yang tidak Anda kenal, Anda mungkin berpikir, “Apa sebenarnya yang dia bicarakan? Mengapa saya harus memperhatikan hal ini? ” dan kemudian singkirkan. Jargon adalah bahasa keakraban. Ini bisa menjadi alat yang berguna ketika setiap orang memiliki pemahaman yang sama tentang istilah yang ada. Jika tidak ada pemahaman yang sama, bahasa dapat memisahkan, mengisolasi, dan mengintimidasi. Komunikasi yang baik merupakan hasil dari penggunaan istilah-istilah umum yang secara jelas dipahami oleh kedua belah pihak (Morasch, 2004).
Kelebihan pesan dapat memiliki dampak yang sama seperti jargon. Kelebihan pesan terjadi ketika pembicara memasukkan terlalu banyak detail dalam sebuah pesan, sehingga menyulitkan pendengar untuk memahaminya. Saat pendengar mencoba memahami detail spesifik, dia kehilangan fokus pada pesan utama. Penyaji terkadang membuat kesalahan dengan memasukkan terlalu banyak grafik dan bagan selama pembicaraan mereka, yang membuat audiens menyampaikan pesan yang berlebihan. Sebagai pendengar dengan keunggulan profesional, Anda harus tetap terlibat meskipun pesannya sulit untuk dipahami. Dengarkan poin utama, dan minta salinan catatan atau slide PowerPoint setelah presentasi. Jika jargon atau pesan berlebihan muncul sebagai bagian dari percakapan, bukan presentasi, terlibatlah dalam mendengarkan secara aktif.